MPKU PD Muhammadiyah Gelar Penyuluhan Kesehatan Dan Donor Darah
Donor Sehat dan Selamatkan Semesta

By Oon Mujahidin 02 Des 2023, 16:34:27 WIB Kesehatan
MPKU PD Muhammadiyah Gelar Penyuluhan Kesehatan Dan Donor Darah

PDMKUNINGAN - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Kuningan melalui Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) menggelar kegiatan Penyuluhan Kesehatan Tentang Pentingnya Donor Darah, Skrining Golongan Darah dan Kegiatan Donor Darah.

Kegiatan tersebut mengusung tema "Donor Sehat, Selamatkan Semesta" dilaksanakan di 

Kampus STIKES Muhammadiyah Kuningan Jln. Raya Pangeran Adipati. No. D4 Rt/Rw 09/03 Blok Cisumur, Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur. 

Baca Lainnya :

Ketua Pelaksana, Nana Suryana menyampaikan kegiatan ini merupakan program Kerja Majelis Pembinaan Kesehatan Umum Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kuningan dan dalam rangka Milad Muhammadiyah ke-111. 

Tujuannya dari penyuluhan kesehatan ini adalah "untuk mensosialisasi pentingnya melakukan Donor Darah, Skrining Golongan Darah dan kegiatan Donor Darah serta terbentuknya Bank Data Golongan Darah," ujar Nana, Sabtu (2/12/2023). 

Kegiatan ini juga turut dihadiri, 137 peserta dan untuk peserta Donor Darah 35 orang. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh peserta yang mengikuti, serta bagi seluruh masyarakat umumnya. 

Sementara, Ketua Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU), dr. Arif Wibowo mengatakan kebutuhan darah setiap hari di negara seperti United States, adalah sekitar 36.000 unit sel darah merah tetapi hanya 13,6 juta unit sel darah merah yang dapat dikumpulkan dalam satu tahun. 

"Hanya 10% dari populasi yang memenuhi syarat benar-benar mendonorkan darahnya setiap tahun, meskipun diperkirakan 38% dari populasi United States memenuhi syarat untuk mendonorkna darahnya (The American National Red Cross, 2016)," kata Arif. 

Selain itu, lanjutnya, jumlah kebutuhan minimal unit darah di Indonesia telah mencapai sekitar 5,1 juta unit kantong per tahun atau 2% jumlah penduduk, sedangkan penyedia darah dan komponennya saat ini hanya sebanyak 4,6 juta kantong dari 3,05 juta donasi.

"Sebanyak 86,20% dari 3,05 juta donasi itu berasal dari donor darah sukarela. Indonesia masih kekurangan jumlah penyediaan darah secara nasional sekitar 500 ribu kantong (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016)," ujarnya. 

Ia menjelaskan, Palang Merah Indonesia menargetkan hingga 4,5 juta kantong darah sesuai dengan kebutuhan darah nasional disesuaikan dengan Standar Lembaga Kesehatan Internasional (WHO) yaitu 2% dari jumlah penduduk untuk setiap harinya.

"Jumlah donor darah di Indonesia relatif rendah, dimana terdapat 250 ribu pendonor tetap dengan perbandingan populasi di Indonesia sekitar 230-240 juta jiwa. Hal ni menunjukkan rendahnya tingkat kesadaran di alangan masyaraat untuk menjadi pendonor darah sukarela (Palang Merah Indonesia, 2009)," jelasnya. 

Dia menambahkan, pentingnya ketersediaan darah di bank darah rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan akan trnasfusi darah yang dapat terjadi kapan saja seperti untuk korban kecelakaan yang dalam kondisi gawat darurat yang membutuhkan transfusi darah, pasien operasi mayor seperti operasi jantung, bedah abdomen, ibu melahirkan, penderita penyakit darah seperti Thalasemia, namun ketersediaan unit darah sering kali tidak mencukupi kebutuhan masyarakat. 

"Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat donor darah bagi kesehatan si donor dan banyaknya mitos-mitos yang berkembang di Indonesia tentang dampak negatif dari donor darah sering menyebabkan hal ini berlaku," ungkapnya 

Menurutnya, neberapa mitos negatif yang berkembang di masyarakat seputar donor darah antara lain, yaitu donor darah membuat kita gemuk, membuat badan lemas, wanita tidak boleh mendonorkan darah, menimbulkan kecanduan. (Palang Merah Indonesia, 2009).

"Kebutuhan darah ini merupakan hal yang urgen, Darah nerupakan materi biologis yang hidup yang belum dapat diproduksi di luar tubuh manusia. Artinya ketersediaan darah di sarana kesehatan sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat dalam mendonorkan darahnya," tuturnya. 

Pelayanan darah merupakan tanggungjawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan melalui Unit Transfusi Darah (UTD) dan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS).

Darah yang aman merupakan darah yang berasal dari donor resiko rendah, yang salah satunya bisa didapat dari donor darah sukarela. Hal ini sesuai dengan amanat UU kesehatan no 36 tahun 2009 dan PP no 7 tahun 2011 tentang Pelayanan Darah serta rekomendasi WHO bahwa darah transfusi yang aman dan berkualitas berasal dari donor sukarela. Informasi dan edukasi merupakan strategi penting dalam rekrutmen donor. 

"Strategi yang tepat merupakan kunci keberhasilan rekrutmen donor. Tujuan edukasi adalah untuk merubah pemahaman dan perilaku masyarakat dalam hal manfaat darah hingga pentingnya mendonasikan darah secara sukarela dan teratur," kata Arif. 

Ditempat yang sama, Ketua PD Muhammadiyah, Ust. Dadan Rahmatun Ramdan, Lc mengapresiasi terselenggaranya kegiatan donor darah. Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya di Kabupaten Kuningan. 

"Kami dari PD Muhammadiyah sangat mengapresiasi atas kegiatan donor darah, dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Mudah-mudahan kedepannya bisa terbentuk Bank Data Golongan Darah di Kabupaten Kuningan," pungkasnya.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment